PENGOBATAN DENGAN TANAMAN OBAT
OBAT-OBATAN |
PENGOBATAN DENGAN TANAMAN OBAT
SIFAT
DAN CITARASA OBAT TRADISIONAL
Di
dalam Traditional Chinese Pharmacology di kenal 4 macam sifat dan 5
macam cita rasa tumbuhan obat, yang merupakan cara dari pengobatan tradisional
timur. Adapun keempat macam sifat tumbuhan obat itu adalah dingin , panas,
hangat dan sejuk. Tumbuhan obat yang sifatnya panas dan hangat dipakai untuk
pengobatan sindroma dingin, seperti pasien takut dingin, tangan dan kaki
dingin, lidah pucat, atau nadi lambat. Tumbuhan obat yang bersifat dingin dan sejuk
digunakan untuk pengobatan sidroma panas, seperti demam, rasa haus, warna
kencing kuning tua, lidah merah atau denyut nadi cepat. Lima macam cita rasa
dari tumbuhan obat adalah pedas, manis, asam, pahit, dan asing. Cita rasa ini
digunakan untuk tujuan tertentu karena selain berhubungan dengan organ tubuh,
juga mempunyai khasiat dan kegunaan tersendiri. Misalnya rasa pedas mempunyai
sifat menyebar dan merangsang. Rasa manis berkhasiat tonik dan menyejukkan.
Rasa asam berkhasiat mengawetkan dan mengelat. Rasa pahit dapat menghilangkan panas
dan lembab, semantara rasa asing melunakkan dan sebagai pecahar. Kadang –
kadang ada yang menambahkan cita rasa yang keenam, yaitu netral atau tawar yang
berkhasiat sebagai peluruh kencing.
MEREBUS
RAMUAN OBAT
Perebusan
umumnya dilakukan dalam pot tanah, pot keramik, atau panci email. Pot keramik
dapat dibeli di toko obat tradisional Tionghoa. Panci dari bahan besi,
aluminium, atau kuningan sebaiknya tidak digunakan untuk merebus. Hal ini perlu
diingat karena bahan tersebut dapat menimbulkan endapan, konsentrasi larutan
obat yang rendah, terbentuknya racun, atau menimbulkan efek samping akibat
terjadinya reaksi kimia dengan bahan obat. Gunakan air yang bersih untuk
merebus, sebaiknya digunakan air tawar, kecuali ditentukan lain. Cara merebus
bahan sebagai berikut. Bahan obat dimasukan kedalam pot tanah. Masukan air
sampai bahan terendam seluruhnya dan permukaan air berada sekitar 30 mm di
atasnya. Perebusan di mulai bila air telah meresap kedalam bahan ramuan obat. Lakukan
perebusan dengan api sesuai petunjuk pembuatan. Apabila nyala api tidak
ditentukan, biasanya perebusan dilakukan dengan api besar sampai airnya
mendidih, selanjutnya api di kecilkan untuk mencegah air rebusan meluap atau
terlalu cepat kering. Meski demikian ,adakalanya api besar dan api kecil
digunakan sendiri – sendiri sewaktu merebus bahan obat. Sebagai contoh, obat
yang bekhasiat tonik umumnya direbus dengan api kecil sehingga zat
berkhasiatnyan dapat secara lengkap dikeluarkan dalam air rebusan. Demikian
pula tumbuhan obat yang mengandung racun perlu direbus dengan api kecil dalam
waku yang agak lama sekitar 3-5 jam untuk mengurangi kadar racunnya. Nyala api
yang besar digunakan untuk ramuan obat yang berkhasiat mengeluarkan keringat,
serperti ramuan obat untuk influenza atau demam hal ini di maksud agar
pendidihan menjadi cepat dan penguapan berlebihan dari zat yang merupakan
komponen aktif tumbuhan dapat di cegah. Apabila tidak di tentukan khusus,
perebusan di anggap selesai ketika air rebusan tersisa setengah dari jumlah
semula. Namun, jika bahan obat yang direbus banyak yang keras seperti biji,
batang dan kulit kayu maka perebusan selesai setelah air tersisa sepertiganya.
Berikut ini cara perebusan yang sedikit berbeda dari cara konvensional yang
telah di uraikan diatas karena adanya bahan – bahan yang memerlukan perlakuan khusus.
1)
Direbus terlebih dahulu. Dilakukan bila ada bahan obat yang besar atau keras
dan sukar diekstrak seperti kulit kerang atau bahan mineral. Bahan tersebut
perlu dihancurkan dan direbus terlebih dahulu 10 menit sebelum bahan lain
dimasukan.
2)
Direbus paling akhir. Dilaksanakan bila ada bahan obat yang mudah menguap atau
bahan aktifnya mudah terurai. Contohnya peppermint, akar costus atau bahan
pewangi. Bahan tersebut biasa dimasukan paling akhir, kira – kira 4 -5 menit
menjelang rebusan
obat
siap diangkat.
3)
Direbus dalam bungkusan. Beberapa bahan obat harus dibungkus terlebih dahulu
dalam kain sebelum di rebus untuk mencegah timbulnya kekeruhan, lengket, dan
terbentuknya bahan yang dapat menimbulkan iritasi pada tenggorokan.
4)
Dididihkan perlahan-lahan atau direbus terpisah. Maksudnya untuk menghindari
rusaknya zat berkhasiat atau terserapnya zat tersebut bila direbus dengan bagan
lain. Contohnya ginseng. Bahan ini perlu di iris tipi- tipis kemudian direbus
terpisah dalam pot tertutup dengan api kecil selama 2 – 3 jam.
5)
Dilarutkan dengan penyeduhan. Dilakukan bila ada obat yang lengket, kental atau
mudah terurai bila direbus terlalu lama dengan bahan obat lainnya, atau mudah
melekat di dinding pot maupun di bahan obat lain sehingga keluarnya zat aktif
obat lain terhambat. Contohnya gelatin kulit keledai. Bahan tersebut dimasukan
kedalam cangkir terpisah, lalu di seduh dengan air rebusan obat.
Minum
Obat
Bila
tidak terdapat petunjuk pemakaian, biasanya obat diminum sebelum makan, kecuali
obat tersebut merangsang lambung maka di minum setelah makan. Obat berkhasiat
tonik di minum sewaktu perut kosong, dan obat berkhasiat sedative di minum
sewaktu hendak tidur. Pada penyakit akut obat di minum sesuai jadwal secara
teratur. Rebusan obat bisa diminum sesering mungkin sesuai kebutuhan atau di
minum sebagai pengganti teh.
CARA
MINUM OBAT
Obat
biasanya di minum satu dosis sehari yang dibagi untuk 2 -3 kali minum. Umumnya
obat diminum selagi hangat, terutama untuk pengobatan sindroma luar. Setelah
minum obat, pakailah baju tebal atau tidur berselimut supaya tubuh tetap hangat
dan mudah mengeluarkan keringat. Untuk pengobatan sindroma panas, obat di minum
dalam keadaan dingin. Sebaliknya untuk pengobatan sindroma dingin obat di minum
dalam keadaan hangat. Obat yang sedikit toksik. Di minum sedikit demi sedikit tetapi
sering. Tambahkan dosisnya secara bertahap sehingga efek pengobatannya
tercapai.
Comments